Abadinya Kehidupan | Jalaluddin Rumi

Seluruh kemampuan manusia tidaklah permanen: seluruhnya akan musnah pada hari Kebangkitan.
Namun cahaya kesadaran dan seluruh ruh nenek moyang kita bukanlah sirna semuanya, laksana rerumputan.
Mereka yang telah meninggal dunia bukanlah tidak-ada: mereka terendam dalam Sifat-sifat Ilahi.
Seluruh sifatnya terhisap ke dalam Sifat-sifat Ilahi, sama seperti hilangnya bintang-bintang oleh hadirnya matahari.

Jika engkau menanyakan sumber dari Al-Qur'an, bacalah ayat, ”Setiap mereka semuanya akan dikumpulkan lagi ke Hadapan Kami (muhdharun).
Orang yang disebut dengan kata muhdharun bukanlah tidak-ada. Renungkanlah, sehingga engkau dapat memperoleh pengetahuan yang pasti tentang abadinya kehidupan ruh.
Ruh yang terhalang dari kehidupan abadi berada dalam kesengsaraan; ruh yang senantiasa bersatu dengan Tuhan terbebas dari berbagai rintangan.

Oleh: Jalaluddin Rumi, Mas. IV, 431